Risa bangun dari mimpinya. Ia bersiap ke sekolah. Risa diantarkan oleh Ayahnya dengan motor vespa.
Di tengah pelajaran, risa pingsan. Ayah risa diberitahukan kalau risa pingsan.
Risa diperiksa dokter. Ternyata risa hamil. Orangtuanya risa bersedih.
Risa belum tahu apa yang terjadi.
Tiba-tiba saja, ibu risa memukulinya. Di sini, risa baru menyadari apa yang telah terjadi.
Ia masuk ke dalam kamar dan murung di kamar mandi. Orangtuanya panik.
Risa kemudian dibawa kesuatu tempat. Ia mau menggugurkan bayi dalam kandungannya itu. Tapi, kenapa tidak dicari tahu tentang siapa pelakunya ya?
Risa diminta untuk minum obat penggugur kandungan. Sepertinya tidak enak.
Pak Andi membawa pengacara ke rumah, namanya Bu Rahma. Melihat itu, Ibunya Risa yang bernama Bu Sani ketakutan.
Pihak dari kepolisian datang. Risa diinterogasi.
Risa menyebut nama Arman. Arman menjadi buronan.
Polisi datang ke hotelnya, arman kabur lewat jendela.
Keluarga memberikan dukungan moral kepada risa.
Akhirnya risa menceritakan kejadiannya.
Waktu berganti ke masa sebelum risa belum mendapatkan masalah dengan kehamilannya.
Arman merupakan seorang pengajar. Dari awal, arman sepertinya memang tertarik dengan risa.
Arman menarik risa dan memaksanya untuk masuk ke dalam.
Pengejaran arman masih terus dilakukan. Arman ditangkap.
Pengadilan dilangsungkan. Keluarga tidak senang karena hakim tidak bisa memutuskan risa untuk melakukan aborsi.
Ayah arman ditelepon, mengetahui kasusnya. Sepertinya dia bukan orang yang baik, Ia meminta pengacara termahal untuk mengatasi masalah arman.
Pak Bob datang ke penjara dengan pengacara. Sinta namanya. Sinta kemudian meminta uang secara terang-terangan untuk menangani kasus tersebut.
Bu rahma memperjuangkan nasib risa ke pengadilan tinggi. Ia mengatakan kalau persalinan untuk wanita berusia 14 tahun sangat berisiko bagi keselamatannya.
Hakim tidak bisa membantu.
Risa berangkat ke sekolah. Bu Sani panik.
Ujian berlangsung.
Pak Andi membonceng risa ke rumah. Semua berjalan lancar.
Dalam persidangan, dokter menyatakan kalau anak usia 14 tahun memang berbahaya untuk menjalani persalinan. Hakim membutuhkan waktu untuk mempertimbangkannya.
Hakim akhirnya memutuskan untuk menunda kasus ini karena janin sudah mencapai 24 minggu. Bu Ramha kesal.
Masih dalam suasana kesalnya, Bu Sinta memberikan pembelaan terhadap arman.
Suasana makin panas.
Di luar pengadilan. Bu Sinta berbincang sebentar dengan bu rahma.
Tiba-tiba saja, Pak Bob dan Arman datang meminta maaf kepada orangtua risa.
Bu Sani goyah, meyakinkan Pak Andi untuk menerima saran Pak Bob. Tapi risa menolak keinginan ibunya itu.
Hakim sebenarnya juga dibuat bingung dengan kasus yang sedang ditangani olehnya ini. Ia memiliki seorang putri.
Dalam persidangan, bu sinta menyatakan kalau risa menggoda arman.
Pak Andi dijadikan saksi oleh bu sinta.
Begitu juga dengan risa.
Saksi-saksi berikutnya dihadirkan.
Bu sinta membuat cerita yang sangat menyakiti hati keluarga Risa.
Pertemuan mereka dengan ayahnya arman juga dihadirkan dalam persidangan.
Bu Rahma kesal.
Setelah persidangan, kunci bu sinta jatuh. Risa mengambil dan memberikannya kepada bu sinta.
Bu sinta ditelepon anaknya.
Giliran bu rahma memanggil saksi.
Ternyata ada banyak korban arman.
Sekarang risa menjadi saksi.
Mendengar kata-kata dari risa, hakim terenyuh.
Keputusan hakim atas aborsi mulai terlihat.
Pak Bob dan arman mendatangi bu sinta sambil marah-marah. Tapi, mereka justru dimarahi kembali oleh bu sinta.
Keputusan pengadilan memutuskan untuk memenjarakan arman selama 10 tahun penjara.
Harapan untuk aborsi pun semakin terlihat.
Dukungan kepada risa semakin besar.
Film pun berakhir.
Jika kamu suka dengan film seperti ini, subscribe ya.